Berawal
dari pertanyaan seorang teman yang baru melayat jenazah, ternyata dia
kebingungan tentang bacaan di raka’at takbir ke-3 dan ke-4 dari sholat
jenazah ini. Demikian saya tuliskan tatacara sholat jenazah. Semoga
bermanfaat.
Shalat
Jenazah merupakan shalat yang tidak perlu ruku’ dan sujud. Yang kita
lakukan hanyalah berdiri, takbir sebanyak empat kali dengan diselingi
bacaan dan doa tertentu lalu salam.
Rukun Shalat Jenazah :
Shalat jenazah itu terdiri dari 8 rukun.
1. Niat
Shalat
jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalau
tidak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada
Allah SWT.
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus”.
(QS. Al-Bayyinah : 5).
Rasulullah SAW pun telah bersabda dalam haditsnya yang masyhur :
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.”
(HR. Muttafaqun Alaihi).
Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.
2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah TIDAK SAH bila dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan (hewan tunggangan) selama seseorang mampu untuk berdiri dan tidak ada uzurnya.
3. Takbir 4 kali
Aturan
ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk
shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah. Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi
dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang
taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau
akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW : Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya. (HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
Allahummaghfir
lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’
madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.
Ada juga artikel lain yg menuliskan:
Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu.
7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu
8. Salam
********
Jadi secara urutannya adalah sebagai berikut :
1. Takbiratul Ihram seperti biasa *Membaca Al-Fatihah
2. Takbir ** Membaca Shalawat kepada Nabi SAW : Allahumma Shalli
‘Alaa Muhammad,,,,
3. Takbir *** Membaca Doa : Allahummaghfir lahu war-hamhu . . .
4. Takbir **** Membaca Doa : Allahumma Laa Tahrimnaa Ajrahu
5. Mengucap Salam ; “Assalamu’aliakum warahmatullohi wabarokaatuhu,,”
********
Disukai (mustahab) membentuk 3 shof di belakang imam berdasarkan hadits:
Abu Umamah r.a. berkata: “Suatu
ketika Rasulullah saw. menshalati jenazah dan bersamanya 7 orang
makmum seraya menjadikan shaf pertama 3 orang, kemudian 2 orang dan
dibelakangnya lagi 2 orang
(H.R. Thabarani)
dan hadits :
Malik bin Hurairah r.a. berkata, “Rasulullah
saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal kemudian dishalati
oleh 3 shaf orang islam kecuali wajiblah atasnya.” (dalam riwayat lain “Kecuali pastilah diampuni dosa-dosanya”)
Doa dalam sholat jenazah.
********
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ
نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ
وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ
اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ،
وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ،
وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ [وَعَذَابِ النَّارِ]
[Alloohummaghfir
lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’
Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal
Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu
Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan
Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil
Qabri]
Ya
Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai),
maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan
kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia
dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih
dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia),
berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada
keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada
istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari
siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ
مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ
تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ
تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ.
[Alloohumaghfir
Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa Ghoo’ibinaa Wa Shoghiirinaa
Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa. Alloohumma Man Ahyaitahu
Minnaa Fa Ahyihi ‘Alal Islaam, Wa Man Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu
‘Alal Iimaan. Alloohumma Laa Tahrimna Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Ba’dahu]
“Ya
Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati,
orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun
perempuan. Ya Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami,
hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di
antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah! Jangan
menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan sesatkan
kami sepeninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan lihat
Shahih Ibnu Majah 1/251)
اَللَّهُمَّ
إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ
مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ
وَالْحَقِّ. فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
[Alloohumma
Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa Qihi
Min Fitnatil Qobri Wa ‘Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaa’i Wal Haqqi.
Faghfirlahu Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim]
“Ya,
Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali
perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka.
Engkau adalah Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah
dia. Sesungguhnya Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”
(HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)
اَللَّهُمَّ
عَبْدُكَ وَابْنُ أَمْتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ
عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ
كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ.
[Alloohumma
‘Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta Ghoniyyun ‘An
‘Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa In Kaana
Musii’an Fa Tajaawaz ‘Anhu]
Ya,
Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan
rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia
berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang
salah, lewatkanlah dari kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut
pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih. Adz-Dzahabi menyetujuinya
1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman 125)
0 komentar:
Posting Komentar